Pengalaman seorang penderita diabetes turunan, dari Edy Purwanto, Slawi, Tegal (sumber: majalah Intisari No.32, Edisi Mei 2006)
Sebagai penderita diabetes karena genetika, kondisi saya sangat
menyedihkan selama 16 tahun terakhir. Berat badan saya semula 65 kg
hanya tinggal 45 kg (keluhan banyak orang yang sudah menderita diabetes
banyak mengalami komplikasi). Meski saya selalu disiplin minum obat dan
periksa ke dokter serta melakukan senam pernapasan, komplikasi tetap
terjadi; pengelihatan kabur, impotensi, nyeri sekujur tubuh dan telapak
kaki terasa tebal. Ini merupakan cerita umum penderita diabetes.
Saat itu sedang heboh suatu buah berkhasiat obat, dan saya coba
mengkonsumsinya. Bulan ke-1, saya tidak merasakan adanya perubahan,
malah kadar gula darah naik dari 481 ke 487 reduksi urine (red ur) (+ +
+). Bulan kedua, gula darah naik ke 498 red ur (+ + +) dan segala
keluhan tetap ada.
Ada heboh lain minyak nabati yang juga berkhasiat obat, saya pun tidak ketinggalan mengkonsumsinya. Dalam sebulan gula darah naik menjadi 517 red ur (+ + +) sehingga saya tidak melanjutkan konsumsi.
Ada heboh lain minyak nabati yang juga berkhasiat obat, saya pun tidak ketinggalan mengkonsumsinya. Dalam sebulan gula darah naik menjadi 517 red ur (+ + +) sehingga saya tidak melanjutkan konsumsi.
Ditengah keputusasaan, saya mendapat saran untuk mengkonsumsi kefir
bening. Minggu ke-1, pengelihatan kabur tinggal 50%, impotensi membaik,
nyeri di tubuh dan rasa tebal di telapak kaki berkurang. Lalu diakhir
bulan, gula darah yang semula 517 menjadi 182 red ur. Semua komplikasi
sembuh, berat badan menjadi 51 kg.
Bulan berikutnya saya tetap menkonsumsi kefir bening dengan volume
sama. Tetapi karena melihat hasil yang menggembirakan, saya memberanikan
mengkonsumsi lebih dan bekerja lebih banyak. Hasilnya 152 red ur dan
berat badan menjadi 61 kg.
Saya bersyukur karena segala keluhan benar-benar hilang. Menyadari penyembuhan diabetes sangat sulit, selanjutnya saya tetap tidak ragu mengkonsumsi kefir untuk perawatan. Pengalaman saya ini merupakan penyembuhan alami tanpa efek samping.
Di bulan-bulan berikutnya, saya takut control gula darah karena khawatir naik (meski tanpa keluhan) dan berat badan saya naik lagi menjadi 65 kg. Akhirnya saya memberanikan diri mengecek gula darah dan ternyata gula darah saya stabil diangka 120 red ur. Semua data hasil pemeriksaan laboratorium ada pada Redaksi (Intisari).
Saya bersyukur karena segala keluhan benar-benar hilang. Menyadari penyembuhan diabetes sangat sulit, selanjutnya saya tetap tidak ragu mengkonsumsi kefir untuk perawatan. Pengalaman saya ini merupakan penyembuhan alami tanpa efek samping.
Di bulan-bulan berikutnya, saya takut control gula darah karena khawatir naik (meski tanpa keluhan) dan berat badan saya naik lagi menjadi 65 kg. Akhirnya saya memberanikan diri mengecek gula darah dan ternyata gula darah saya stabil diangka 120 red ur. Semua data hasil pemeriksaan laboratorium ada pada Redaksi (Intisari).