Setelah
membaca tentang khasiat Kefir di berbagai situs di internet, ternyata hal utama yang ‘diperbaiki’ oleh Kefir adalah
pencernaan. Kebetulan, saya mempunyai seorang teman kerja, yang sejak
beberapa tahun menderita maag kronis, namun saya belum pernah berani
menawarkan Kefir kepadanya, karena kita ketahui bahwa penderita maag sangat alergi terhadap segala sesuatu yang mempunyai rasa masam.
Suatu hari, ketika sudah jarang ke Jakarta, teman ini datang ke tempat saya dengan muka yang agak meringis. Maagnya
kambuh. Saya jelaskan mengenai khasiat Kefir yang saya baca, kemudian
saya sediakan segelas Kefir, dan menyilahkannya untuk meminumnya.
Mulanya
tentu saja menolak, apalagi ia belum makan apapun pagi itu. Saya
katakan bahwa bila ternyata menjadi lebih sakit, maka silakan ke rumah
sakit, dan semua biaya perawatannya akan saya bayar.
Sambil tetap memegang ‘obat’ maag,
ia kemudian meminum satu gelas Kefir yang telah dicampur madu. Ia
bergidik merasakan rasa masam Kefir. Namun segelas Kefir itu ia teguk
sampai habis.
Dengan
cemas, ia mulai mempersiapkan diri terhadap rasa perih yang biasanya
muncul sehabis minum sesuatu yang masam. Namun pelan-pelan, rasa sakit,
perih dan kejang di perut dan punggungnya mulai mereda. Seperempat jam
kemudian, rasa perih di lambungnya menghilang. Setelah itu ia mulai
percaya, dan rutin meminum Kefir.
Tiga bulan kemudian, ia sudah dapat makan Pempek Palembang tanpa harus menderita perih dan kembung.
Hal
ini membuat saya makin kagum akan khasiat Kefir, dan teman ini
merupakan salah satu orang yang turut menyebarkan Kefir maupun
pengetahuan tentang khasiatnya kepad keluarganya dan rekan-rekan
lainnya.
Sejak itu, sampai pertengahan 2008 ini, telah banyak penderita maag yang tertolong. Bahkan untuk masalah pencernaan ini, saya tidak menemukan preparat lain yang lebih baik dari Kefir.
(Copas)