Pengalaman penderita impotensi dari Pekalongan (sumber:Suara Merdeka, 19 Maret 2005)
Saya mempunyai keluhan selama lebih dari dari 2 tahun, dan berupaya
menyembuhkan gangguan tidak berfungsinya alat reproduksi saya dengan
normal dalam melaksanakan tugas suami istri. “Alat” saya tidak mau
bangun meski sudah diobati, baik secara medis maupun non-medis, bahkan
dengan minum jamu. Penyembuhan alternative tidak terhitung jumlahnya.
Kondisi ini membuat saya kecil hati dan rendah diri. Hanya kesabaran dan
ketelatenan istri yang terus memberi semangat agar saya optimis dan
berikhtiar. Hal inilah yang membesarkan hati. Saya merasa peran istri
cukup besar dalam proses penyembuhan saya.
Istri saya menunjukkan adanya tulisan mengenai khasiat kefir, dan
dengan telaten tiap hari menyuguhkan saya kefir untuk diminum. Tidak
adanya perubahan dalam minggu pertama membuat saya cemas. Lagi-lagi
istri membesarkan hati dan terus memompa semangat agar saya tidak patah
semangat dan melanjutkan minum. Pada hari ke-11, saat bangun tidur,
“alat” saya bisa bangun. Saya terkejut antara percaya dan tidak. Saya
semangat melanjutkan minum kefir dengan berpikiran agar lebih sempurna
kesembuhan saya, sampai 21 hari saya menkonsumsi kefir. Sekarang keluhan
yang berhubungan dengan tugas suami telah sembuh, dan saya merasa
menjadi sempurna.