Sebagian orang percaya kalau buah tiin (Ficus carica) adalah buah suci
dari taman surgawi. Sedangkan literatur sejarah mencatat kalau buah
tiin berasal dari Arab dan sudah ada semenjak 4000 tahun sebelum
masehi. Sekarang pohon tiin telah banyak tumbuh dan dibudidayakan
secara moderen di negara-negara Timur Tengah, daerah Mediterania
bahkan di Indonesia.
Mentah-Matang Sama Lezatnya
Buah
tiin muda berwarna kehijauan, seiring dengan matangnya buah, warna
kulit akan berubah menjadi ungu kehitaman. Buah muda biasanya dikonsumsi
sebagai olahan sayur, dimasak dengan aneka daging atau campuran
selada. Jika sudah tua dan matang sangat lezat dikonsumsi sebagai buah
meja. Di Timur Tengah maupun Eropa, tiin termasuk buah mewah dan
sangat mahal. Dulunya hanya dikonsumsi kalangan bangsawan atau di saat
acara-acara istimewa. Seiring dengan majunya teknologi pertanian,
kini buah tiin makin mudah didapat dengan harga yang relatif lebih
terjangkau.
Di negara-negara Eropa, buah tiin lebih popular dengan
sebutan buah fig. Sepintas buah ini memiliki rasa dan aroma yang mirip
dengan jambu biji. Aromanya harum semerbak, teksturnya empuk, rasanya
keset, manisnya sedang, sedikit mengandung air dan berbiji banyak.
Jika kita mengunyahnya, di dalam rongga mulut akan timbul sensasi
menyenangkan karena biji-biji kecilnya yang tergigit. Selain sebagai
buah meja, tiin juga sangat lezat dijadikan juice, campuran pudding,
isi cake, manisan kering atau dikalengkan dalam sirup gula. Tingginya
kandungan pectin, menjadikan buah ini sangat cocok dijadikan sebagai
bahan baku selai, jelly, jam, maupun marmalade dengan rasa lezat dan
keharuman semerbak.
Gizi terkandung dan Manfaatnya
Berdasarkan
penelitian California Fig Nutritional Information, buah tiin
mengandung serat (dietary fiber)yang sangat tinggi. Setiap 100 gr buah
tiin kering terkandung 12.2 g serat sedangkan appel hanya mengandung
2.0g dan jeruk 1.9g. Para Pakar kesehatan sangat menganjurkan untuk
mengkonsumsi tiin secara teratur. Selain dapat membantu membersihkan
racun di dalam tubuh, serat terkandung juga mampu mencegah kanker kolon
dan penyakit degeneratif lainnya.
Hasil Riset Universitas
Rutgers di New Jersey lain lagi. Penelitian Rutgers membuktikan kalau
buah tiin mengandung antioksidan yang dapat mengikat senyawa karsinogen
penyebab kanker. Tiin juga mengandung asam lemak tak jenuh yang
dibutuhkan bagi kesehatan, diantaranya omega-3 dan omega-6. lemak ini
terbukti berperan dalam pencegahan penyakit jantung koroner. Kelebihan
yang lain, buah tiin rendah lemak, rendah sodium, rendah kalori dan
bebas kolesterol sehingga sangat cocok dikonsumsi para penderita
diabetes mellitus.
Keistimewaan buah ini tidak berhenti sampai
di sini. Beragam vitamin dan mineral bermanfaat terkandung di dalamnya.
Setiap 100g buah tiin mengandung vitamin A sebanyak 9.76 IU, vitamin
C, 0.68 mg, kalsium, 133.0 mg dan zat besi, 3.07mg. Vitamin dan
mineral ini sangat diperlukan tubuh untuk menjaga dan memelihara
kesehatan organ tubuh kita. Sungguh “si mungil” yang kaya manfaat!